Blogroll

Sabtu, 14 September 2019

Pembelajaran Tematik Terhadap Motivasi Belajar Siswa


Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas III Di SDN Bareng 5

Dewi Rahayu
Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Kota Malang 65145


A.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa kelas III Di SDN Bareng 5.
2.      Apa kelebihan dari pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa siswa kelas III Di SDN Bareng 5.
3.      Bagaiman cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III Di SDN Bareng 5 melalui pembelajaran tematik.

B.     Kerangka berfikir
1.      pengertian pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum 2013. Karakteristik Kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 yaitu mengembangkan keseimbangan sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014:3). Dalam hal ini Kurikulum 2013 menerapkan sistem pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema (Prastowo, 2013:223). Penerapan pembelajaran tematik memberikan makna yang utuh kepada siswa, karena siswa belajar tidak terpisah-pisah. Di samping itu pembelajaran tematik sesuai dengan karakteristik siswa usia sekolah dasar (7-11) yang masih pada tahap operasional konkret (Piaget dalam Slavin, 2012:36).
Dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran tematik, kegiatan belajar menjadi lebih bermakna, kegiatan belajar di kelas lebih menyenangkan siswa. Hubungan antar teman dan guru juga menjadi lebih baik, karena kegiatan pembelajaran tidak hanya kegiatan individual, namun juga kegiatan kelompok, baik kelompok kecil atau kelompok besar. Siswa lebih aktif belajar, karena materi disesuaikan dengan perkembangan usia selain itu, materi di sekolah dapat langsung diterapkan ke lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini akan mendorong motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik. Siswa akan termotivasi mengikuti pembelajaran, dan kejenuhan siswa berkurang.
Menurut Uno (2010: 3) motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu, motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar merupakan hal yang penting bagi siswa. Motivasi dapat menyadarkan kedudukan pada awal, proses dan hasil akhir, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:79) mengungkapkan bahwa pada proses pembelajaran bentuk dorongan dalam perilaku belajar siswa seperti antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran, mampu mengatasi gangguan dalam belajar, menggunakan kesempatan belajar dengan baik, dan lain sebagainya. Adapun motivasi belajar menurut (Tadjab, 1994:102) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi belajar adalah segala penggerak atau pendorong baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa yang dapat memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.
 Sardiman, (2005:189) mengemukakan bahawa terdapat 2 jenis motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
2.      kelebihan  dari pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa.
Pembelajaran tematik memiliki kelebihan dibandingkan pembelajaran konvensional. Majid (2014:93) mengemukakan sebagai berikut: (1) pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan siswa, (2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, (3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa, sehingga hasil belajar akan bertahan lama, (4) pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial siswa, (5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis, dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan nyata siswa, dan (6) jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan narasumber sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Ada beberapa bentuk kelemahan atau keterbatasan dalam penggunaan model pembelajaran tematik ini, terutama terletak pada pelaksanaannya yang belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan keinginan atau tujuan sesuai dengan adanya tujuan kurikulum saat ini. Selain itu juga keterbasan yang lain yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja
Jadi dalam hal ini menurut Departeman Agama berdasarkan buku Panduan Penyusunan pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam SD (2009:3) tujuan dari pembelajaran tematik sendiri adalah agar siswa mampu memusatkan perhatian pada satu tema tertentu, karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas dan agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema sama.
3.      Cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas melalui pembelajaran tematik.
Dimyati dan Mudjiono (2006 : 97) mengungkapkan 6 unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu sebagai berikut. 1. Cita-cita atau aspirasi siswa, cita-cita seorang anak untuk menjadi seseorang ketika dia dewasa akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajarnya. 2. Kemampuan siswa Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani siswa. 4. Kondisi lingkunan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. 5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Keller dalam Suciati, (2007:3.17) terdapat 4 cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran tematik, yang pertama adalah atensi atau perhatian siswa, dalam pembelajaran tematik, pelajaran berpusat pada siswa, sehingga diharapkan siswa lebih mampu memusatkan perhatiannya sehingga motivasi dapat ditumbuhkan. Yang kedua adalah relevansi, salah satu keuntungan pembelajaran tematik adalah pembelajaran tematik menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan nyata siswa. Siswa merasa lebih semangat belajar karena materi pelajaran dihubungkan dengan lingkungan, sehingga lebih mudah menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah ke lingkungan tempat tinggal siswa. Ketiga adalah kepercayaan diri, siswa akan termotivasi belajar apabila siswa percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran, dalam pembelajaran tematik ada dua karakteristik yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, yaitu kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangan siswa dan kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Keempat adalah kepuasan, pembelajaran tematik akan membangkitkan rasa puas siswa terhadap pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, siswa akan mendapatkan soal evaluasi. Soal evaluasi disesuaikan dengan materi yang sudah dipelajari. Sehingga akan timbul rasa puas pada diri siswa akan hasil yang dicapainya.
C.     Pembahasan
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengutamakan karakter siswa, pada pembelajaran tematik ini untuk materi yang diajarkan tidak dipisah-pisah melainkan dijadikan satu dalam bentuk tematik. Di SDN Bareng 5 sejak tahun 2013 hanya sebagian kelas saja yang  sudah menggunakan pembelajaran tematik, tetapi untuk sekarang semua kelas sudah menggunakan pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran tematik ini belum terlalu berpengaruh terhadap motivasi siswa, karena materi yang diajarkan  pembahasannya dicampur (mix) jadi satu, sehingga siswa terkadang bingung dengan pembahasan-pembahasannya dan juga kurang mengena langsung ke materi apa yang dibahas. Untuk siswanya sendiri sebenarnya tidak terlalu memperdulikan atau terbebani  dengan pembelajaran tematik, mereka merasa sanang-senang saja dengan pembelajaran, tetapi dari gurunya sendiri merasa kurang nyaman dengan pembelajarannya karena mereka merasa bahwa pengetahuan yang didapat kurang luas, seperti materi matematika, dalam pembelajaran tematik terlalu sempit dan sebarunya materi yang lebih mendalam/lebih detail dari itu juga masih ada.
Disini dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guru memberikan kegiatan yang siswanya lebih aktif dari pada gurunya, seperti pemberian tugas yang lebih banyak, dengan itu siswa bisa lebih aktif dikelas dan tidak hanya sekedar mendengarkan gurunya menjelaskan. Adapun proses pembelajaran dengan menggunakan tematik ini guru terkadang membagi kelompok-kelompok atau dengan tugas individu untuk siswa yang kelas tinggi, tetapi untuk siswa yang kelas rendah masih tugas individu, karena kalau dibuat kelompok pada kelas rendah mereka ramai sendiri dan materinya sulit diterima.
Adapun kendala dalam pembelajaran tematik ini yaitu materi yang kurang luas yang membuat siswa sulit untuk memahami apa isi dari pembelajaran tersebut. Untuk itu guru dalam menangani kendalaanya guru mencari sumber-sumber lain diluar buku tematik dengan materi yang sama tetapi pembahasannya lebih luas, lebih merinci dan mendalam untuk lebih memperjelas materi-materinya. Dan untuk kelebihan dari tematik ini adalah siswa lebih aktif, karena disini yang lebih ditekankan atau yang lebih berperan adalah siswanya. Untuk pemebelajaran tematik jika dibandingkan dengan pembelajaran yang dahulu, lebih berpengaruh pembelajaran yang dahulu karena motivasi dan pembelajarannya lebih mengena/ mudah diterima oleh siswa.


D.     Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang pelajarannya di mix jadi satu dalam sebuah tema. Pada pembelajaran tematik tidak ada pemisahan mata pelajaran dan materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan usia siswa. Dapat diketahui juga terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa  yaitu siswa lebih aktif, karena disini yang lebih ditekankan atau yang lebih berperan adalah siswanya dan kekurangannya yaitu keterbatasan dalam penggunaan model pembelajaran tematik. Adapun tujuan dari pembelajaran tematik sendiri adalah agar siswa mampu memusatkan perhatian pada satu tema tertentu, karena agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema yang sama. Untuk mengembangkan potensi melalui pengalaman langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran dalam sebuah tema dan pengalaman langsung yang dialami siswa akan menimbulkan semangat dan motivasi belajar. dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat memberikan kegiatan yang siswanya lebih aktif dari pada gurunya, dan bisa juga dengan memberikan semangat kepada siswa untuk kepercayaan diri, serta membuat siswa merasa puas dengan hasil yang diperolehnya.

E.     Daftar rujukan
Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Hamzah B. Uno. 2010. Teori motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Permendikbud No 57 Tahun 2014. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slavin, Robert E. 2012. Educational Psychology Theory and Practice 10th Edition.
Boston: Pearson Education Inc.
Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Agama Islam. 2009. Panduan Penyusunan
Pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Depag RI.
Tadjab, MA. 1994. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama



0 komentar:

Posting Komentar