Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 September 2019

Legenda

Kutuk Hamlet Sekar Tanjung


                   There is a Kutuk Hamlet located in Gucialit District, Lumajang Regency.  There is a water source where the source is called the source of the Kutuk because in the past the source was known to be very mystical every night Friday the source of the water was red and there were sightings in the place resembling fish, such as catfish but not white-fanged.  the place is still seen haunted once someone clearly watched around 10 o'clock in the afternoon when long drought suddenly murky water came at the same time, in the pile of water there is a black stump snake appeared.  Strangely after the snake disappeared, the water returned to its original flow as small and clear water, it turns out there were some people who witnessed the phenomenon by calling it a flood stump, then with this story the village was called the Kutuk Hamlet, until now the area was used as a place for village government as a  hereditary until now.
                   In the village there is a tree called a Mbulu tree that is hundreds or even thousands of years old, now it still looks mystical inside in the shape of a table which is always clean.  According to the story of the citizens are often used for asceticism, so when viewed from the naked eye or people with high science abilities can be seen there is an ascetic in that place.  Strangely throughout the year, even though the wind was exposed to very heavy winds and rain, there was never a falling fault, because according to residents if a tree branch fell or was broken something was believed to have happened in the area.  This has been proven by the presence of broken and fallen trees, the drought is quite long and people have difficulty finding food sources.

Kamis, 26 September 2019

Sejarah Perkembangan Quality Management


Sejarah Perkembangan Quality Management (Manajemen Mutu Terpadu)





 

1. Era Tanpa Mutu
Dimulai sebelum tahun 1920, Pada era ini belum ada persaingan, karena produsen yang memberikan layanan belum banyak. Masyarakat tidak punya pilihan, mereka tidak bisa menuntut untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih baik. Pada masa ini kualitas belum menjadi penilaian, yang penting kebutuhan utama dari suatu bentuk pelayanan sudah terpenuhi.
2. Era Inspeksi
Pada era ini mulai ada persaingan antar produsen. Mereka sudah mulai mengawasi produk-produk yang mereka hasilkan, yaitu dengan melakukan inspeksi. Inspeksi ini hanya melihat bentuk fisik produk, apakah ada kerusakan atau cacat pada produk. Hanya produk yang bagus tanpa ada cacat yang akan dilepas sampai ke konsumen. Belum ada perhatian terhadap kualitas proses dan sistem untuk merealisasikan produk tersebut.
3. Era Pengendalian Mutu (Statitical Quality Control)
Era ini dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada era pengendalian mutu ini, manajemen telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian yaitu dengan cara departemen inspeksi sudah mulai dilengkapi dengan alat dan metode statistik di dalam mendeteksi penyimpangan yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan dari proses produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu hasil deteksi yang secara statistikal dari penyimpangann mulai dipergunakan oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses dan sistem produksi.
 4. Era Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Era ini dimualai sekitar tahun 1960-an. Pada era ini mulai dikenal adanya konsep Total Quality Control (TQC) yang diperkenalkan oleh Armand Feigenbaum. Menurutnya, pengendalian dimulai dari perancangan produk dan berakhir saat produk tersebut telah sampai ke tangan konsumen, dan konsumen merasa puas.
Armand Feigenbaum menyatakan bahwa kualitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori:
  • Pengendalian rancangan baru
  • Pengendalian bahan baku yang baru dating
  • Pengendalian produk
Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistimatik yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi persyaratan mutu.
Sejak masa ini peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini mulai diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga pada industri jasa. Industri jasa atau non barang ini mulai diterapkan seperti pada Rumah Sakit, Puskesmas, dan lain sebagainya.
5. Era Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Era ini dimulai pada tahun 1980-an. Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan.
Total Quality berarti komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus menerus untuk meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan melampui harapan dan outcome dari customer.
Tujuan dari diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah. Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus fokus pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat.




Kamis, 19 September 2019

Analisis, Sintesis, Diagnosis, Prognosis, Treatment, dan Follow Up


Melakukan Analisis, Sintesis, Diagnosis, Prognosis, Treatment, dan Follow Up dalam Menyelesaikan Masalah Anak Mengerjakan Tugas dengan Kebut Semalam


Tugas Individu
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik
Yang dibina oleh Bapak Dr. Adi Atmoko, M.Si




                                               Disusunoleh:
Dewi Rahayu  (170131601017)










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April, 2018


Hasil Observasi
Hasil Rekaman Wawancara dengan siswa
Tgl                   : 23 April 2018
Waktu             : 19.15 WIB
Pertanyaan
Jawaban
Apakah benar Farida sering mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam  dan mengerjakannya asal-asalan
iya. Saya sering mengerjakan tugas mepet-mepet dan asal-asalan jadinya
Bisa Farida ceritakan kenapa sering  mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam
Karena kurangnya kesadaran saya akan tugas dan juga malas untuk mengerjakannya.
Apa yang menyebabkan Farida sering mengerjakan tugas dengan kebut semalam dan asal-asalan
Terkadang saat pelajaran saya bergurau/ngobrol sendiri dengan teman sehingga saya tidak faham dengan tugas yang diberikan. Saat dirumah juga asik dengan bermain hp.
Bisa Farida jelaskan mengapa Farida bisa malas mengerjakan
Saya terkadang tidak faham dengan tugas yang diberika dan juga keasikan main hp pada akhirnya lupa dengan tugasnya
jadi alasannya mengapa farida sering mengerjakan tugas mepet dan aslal-asalan itu. Karena kurang faham tentang tugasnya dan menyebabkan malas saat mengerjakan. Akhirnya keenakan main hp dan lupa kalau ada tugas?
Benar sekali
Adakah rasa kurang enak atau takut saat mengerjakan tugas mepet dan asal-asalan begitu
Pastinya ada, saya takut jika mengerjakan mepet  tugas saya tidak selesai dan jika asal-aslan nilai saya bisa jelek begitu.




A.    Latar Belakang
Seorang  siswa kelas 2 SMP  yang bernama Farida Tri Kumala. Dia mempunyai masalah tentang bagaimana cara menghilangkan kebiasaan saat mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam sehingga menjadi asal-asalan. Dia saat mengerjakan tugas merasa malas dan akhirnya dia bermain hp sehingga lupa dalam mengerjakan tugasnya.
Identitas Siswa
1.      Nama               :Farida Tri Kumala
2.      TTL                 :Blitar, 2 Januari 2004
3.      Jenis Kelamin  : Perempuan
4.      Alamat            :Bakung Udanawu Blitar
5.      Agama             : Islam
6.      Suku Bangsa   : WNI
7.      Status Anak    : Anak ketiga dari tiga bersaudara
8.      Umur               : 14
9.      Jenis-jenis masalah: 1.    Suka ngobrol sendiri saat pelajaran
2.      Suka mengerjakan dengan kebut semalam
3.      suka mengerjakan tugas asal-asalan
B.     Pengumpulan Data
1.      Data siswa Tentang Kesehatan
a)      Secara fisik sehat
b)      Penglitan minus
c)      Daya tangkap kurang baik
d)     Tubuh tinggi berisi
2.      Hubungan Sosial
a)      Anak ketiga dari tiga bersaudara
b)      Jarang kominikasi dengan orang tua
c)      Hubungan dengan teman baik dan akrab
3.      Data Pendidikan
a)      Usia 4-5 tahun masuk TK
b)      Usia 6-12 tahun masuk SD
c)      Usia 13-15 tahun masuk SMP
4.      Analisis Data
a)      Kelebihan konselidisekolah
1.      Badan sehat dan tidak cacat
2.      Mempunyai jiwa penolong
3.      Mudah berkomunikasi dan bergaul di sekolah
4.      Selalu ceria
b)      Kekurangan konselidisekolah
1.      Sering bergurau/ngobro sendiri dikelas
2.      Sering tidak faham
3.      Sering malas belajar
4.      Suka main hp berlebihan

C.    Sintesis
Sintesis adalah kesimpulan sementara berdasarkan dari hasil analisis. Melihat dari tingkah laku Farida yang suka mengerjakan tugas dengan kebut semalam dan menjadi asal-asalan dalam mengerjakannya. Karena dia sering ngobrol/ngomong sendiri jika gurunya mengajarataupunmemberikan tugas sehingga  dia  kesulitan atau tidak fahamdengantugasnyadariketidakfahamanitudiamerasamalasmengerjakandanakhirnyadiamenunda-nundatugasnya.
D.  Diagnosis
Saat bertemu dengan  farida, saya mewawancarainya tentangperasahan yang sedang dialaminya.
1.      Gejala yangsering timbul sebagai berikut:
a.       Tidak faham terhadap tugasnya
b.      Malas saat mengerjakan
c.       Kurang menyukai pelajarannya
d.      Suka bercanda saat pelajaran
e.       Asik main hp saat dirumah
2.      Sebab sekunder
Pribadi:
a.       Keinginan belajar kurang
b.      Tidak faham tugas/materinya
c.       Banyak bergurau
d.      Kurang disipin dalammengikuti pembelajaran
3.      Sebab primer
Pribadi:
a.       Maslah psikologis, seperti pemalas
E.       Prognosis
Langkah awal untuk mengatasi anak yang sering mengerjakan dengan kebut semalam dan asal-asalan, guru atau peneliti harus melihatfaktor penyebabnya, bilafaktorpenyebabnyadarifisikanakmakasebagaiseorang guru harusbisamencari alternative kegiatan belajar dirumah yang dapat memusatkanperhatiandan konsentrasi anak. Berdasarkandiagnosis ternyatafaktor  penyebabFarida suka mengerjakan tugas dengan kebut semalam dan asal-asalan. karena, pada saat pembelajaran farida tidak meperhatikan pelajaran yang di sampaikan gurunya, juga merasa bahwa jadwal yang didapat membuatFarida lelah, ditambah lagi Farida sering keasikan main hp, yang membuat  Farida meremehkan tugas-tugasnya sehingga  Farida menunda-nunda untuk mengerjakannya. Hal tersebut memberikan dampak, Farida sering tidak faham dan dengan adanya jadwal yang melelahkan dan juga keasikan main hp menyebabkan Farida merasa kecapean dan malas untuk mengerjakan tugasnya.
Jadilangkahawal yang dapatdilakukanuntukmembantumengatasimasalahtersebut adalah guru harus membuat siswa faham dan membuat siswa untuk dapat memusatkan perhatiannya pada saat belajar mengajar dimulai. Selainituanak yang mengalamimasalah suka mengerjakan dengan kebut semalam dan asal-asalan dapatditanganidengancarasebagaiberikut:
1.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk duduk di depanataudekat dengan guru agar guru dapat memperhatikan siswa itu.
2.      Memberikanwaktuistirahatkepadaanak agar tidakmerasakecapaiandenganmenggerak-gerakananggotabadannya.
3.      Dan orang tua sangat berperan sekali dalam kehidupan anaknya. Orangtua sebaiknya untuk selalu mengigatkan akan tugas anaknya/mengigatkan untuk belajar.
4.      Dan orang tua juga harus membatasi anak jika bermain hp.

F.     Treatment
1.      Treatment Disekolah   
            Tindakan penangananuntukanak yang mengerjakan tugas dengan kebut semalam dan asal-asalan yang pertamayaitu dengan membuat anak supaya Mempunyai rasa suka/cinta terhadap pelajaran. Tujuannyadengan mempunyai rasa suka ini sedikit banyak akan menimbulkan motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Seandainya kita mempunyai perasaan tidak suka terhadap sesuatu pasti kita tidak akan melakukan sesuatu terhadap semua hal yang tidak kita sukai. SelanjutnyaMempunyai kedisiplinan dalam belajar.Sikap disiplin ini akan menghilangkan rasa malas dalam belajar. Apabila kita mempunyai kedisiplinan kita tidak akan menunda-nunda. Suatu pekerjaan terutama masalah mengerjakan tugas. Kedisiplinan akan menghilangkan kebiasaan kita mengerjakan dengan secara sistem kebut semalam. Karena dengan disiplin kita akan senantiasa belajar setiap hari dan juga mengerjakan tugas tidak menunda-nundanya.
Selainitu, untukmenanganianak suka mengerjakan dengan kebut semalam guru dapat melakukan cara-cara sebagai berikut:
a.       Guru harusbisamemberikanpengarahankepadaanakbahwaapa yang dilakukannyaitusalahdandapat merugikan dirinya sendiri.
b.      Guru memberikanmotivasikepadaanakdengancaramemberikanpujian-pujiandanhadiah ketika dia mendapat nilai bagus agar anaktersebutsemangatdalambelajar dan mengerjakan tugas dengan baik sehingga dia dapat memperhatikanapa yang disampaikan guru.
2.      Treatment Dirumah
      Orang tua harus lebih memperhatik anaknya, dengan cara meberikan motivasi dan dorongan supaya anak mau belajar setiap hari dan mengerjakan tugas dengan benar.  Berika apresiasi pada anak jika mereka mendapatkan nilai yang bagus.

G. Follow-up
      Usaha bantuan yang sudah diberikan tidak hanya dibiarkan saja, tetapi harus ditindak lanjuti supaya anak yang bermasalah tidak kembali pada permasalahan sebelumnya, untuk itu dalam menindak lanjuti anak yang bermasalahi peraktifini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Guru mengadakan komunikasi dengan orang tua untuk mengatasi masalah secara bersama.
2.      Selalu memberikan pengertian agar anak  tersebut tidak melakukan masalah lagi.
3.      Selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk istirahat supaya mereka tidak jenuh/bosan dengan pelajaran atau tugas-tugasnya.
4.      Memberikan bimbingan kepada siswa agar bisa menggunakan waktu dengan baik.
















Sabtu, 14 September 2019

Pembelajaran Tematik Terhadap Motivasi Belajar Siswa


Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas III Di SDN Bareng 5

Dewi Rahayu
Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Kota Malang 65145


A.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa kelas III Di SDN Bareng 5.
2.      Apa kelebihan dari pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa siswa kelas III Di SDN Bareng 5.
3.      Bagaiman cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III Di SDN Bareng 5 melalui pembelajaran tematik.

B.     Kerangka berfikir
1.      pengertian pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum 2013. Karakteristik Kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 yaitu mengembangkan keseimbangan sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014:3). Dalam hal ini Kurikulum 2013 menerapkan sistem pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema (Prastowo, 2013:223). Penerapan pembelajaran tematik memberikan makna yang utuh kepada siswa, karena siswa belajar tidak terpisah-pisah. Di samping itu pembelajaran tematik sesuai dengan karakteristik siswa usia sekolah dasar (7-11) yang masih pada tahap operasional konkret (Piaget dalam Slavin, 2012:36).
Dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran tematik, kegiatan belajar menjadi lebih bermakna, kegiatan belajar di kelas lebih menyenangkan siswa. Hubungan antar teman dan guru juga menjadi lebih baik, karena kegiatan pembelajaran tidak hanya kegiatan individual, namun juga kegiatan kelompok, baik kelompok kecil atau kelompok besar. Siswa lebih aktif belajar, karena materi disesuaikan dengan perkembangan usia selain itu, materi di sekolah dapat langsung diterapkan ke lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini akan mendorong motivasi belajar siswa ke arah yang lebih baik. Siswa akan termotivasi mengikuti pembelajaran, dan kejenuhan siswa berkurang.
Menurut Uno (2010: 3) motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu, motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi belajar merupakan hal yang penting bagi siswa. Motivasi dapat menyadarkan kedudukan pada awal, proses dan hasil akhir, menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:79) mengungkapkan bahwa pada proses pembelajaran bentuk dorongan dalam perilaku belajar siswa seperti antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran, mampu mengatasi gangguan dalam belajar, menggunakan kesempatan belajar dengan baik, dan lain sebagainya. Adapun motivasi belajar menurut (Tadjab, 1994:102) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi belajar adalah segala penggerak atau pendorong baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa yang dapat memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.
 Sardiman, (2005:189) mengemukakan bahawa terdapat 2 jenis motivasi belajar yaitu motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
2.      kelebihan  dari pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa.
Pembelajaran tematik memiliki kelebihan dibandingkan pembelajaran konvensional. Majid (2014:93) mengemukakan sebagai berikut: (1) pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan siswa, (2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, (3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa, sehingga hasil belajar akan bertahan lama, (4) pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial siswa, (5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis, dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan nyata siswa, dan (6) jika pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat meningkatkan kerja sama antar guru bidang kajian terkait, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa/guru dengan narasumber sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.
Ada beberapa bentuk kelemahan atau keterbatasan dalam penggunaan model pembelajaran tematik ini, terutama terletak pada pelaksanaannya yang belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan keinginan atau tujuan sesuai dengan adanya tujuan kurikulum saat ini. Selain itu juga keterbasan yang lain yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja
Jadi dalam hal ini menurut Departeman Agama berdasarkan buku Panduan Penyusunan pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam SD (2009:3) tujuan dari pembelajaran tematik sendiri adalah agar siswa mampu memusatkan perhatian pada satu tema tertentu, karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas dan agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema sama.
3.      Cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas melalui pembelajaran tematik.
Dimyati dan Mudjiono (2006 : 97) mengungkapkan 6 unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu sebagai berikut. 1. Cita-cita atau aspirasi siswa, cita-cita seorang anak untuk menjadi seseorang ketika dia dewasa akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajarnya. 2. Kemampuan siswa Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani siswa. 4. Kondisi lingkunan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. 5. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Keller dalam Suciati, (2007:3.17) terdapat 4 cara dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran tematik, yang pertama adalah atensi atau perhatian siswa, dalam pembelajaran tematik, pelajaran berpusat pada siswa, sehingga diharapkan siswa lebih mampu memusatkan perhatiannya sehingga motivasi dapat ditumbuhkan. Yang kedua adalah relevansi, salah satu keuntungan pembelajaran tematik adalah pembelajaran tematik menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan nyata siswa. Siswa merasa lebih semangat belajar karena materi pelajaran dihubungkan dengan lingkungan, sehingga lebih mudah menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah ke lingkungan tempat tinggal siswa. Ketiga adalah kepercayaan diri, siswa akan termotivasi belajar apabila siswa percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran, dalam pembelajaran tematik ada dua karakteristik yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, yaitu kegiatan belajar siswa relevan dengan tingkat perkembangan siswa dan kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Keempat adalah kepuasan, pembelajaran tematik akan membangkitkan rasa puas siswa terhadap pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, siswa akan mendapatkan soal evaluasi. Soal evaluasi disesuaikan dengan materi yang sudah dipelajari. Sehingga akan timbul rasa puas pada diri siswa akan hasil yang dicapainya.
C.     Pembahasan
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang mengutamakan karakter siswa, pada pembelajaran tematik ini untuk materi yang diajarkan tidak dipisah-pisah melainkan dijadikan satu dalam bentuk tematik. Di SDN Bareng 5 sejak tahun 2013 hanya sebagian kelas saja yang  sudah menggunakan pembelajaran tematik, tetapi untuk sekarang semua kelas sudah menggunakan pembelajaran tematik. Dalam pembelajaran tematik ini belum terlalu berpengaruh terhadap motivasi siswa, karena materi yang diajarkan  pembahasannya dicampur (mix) jadi satu, sehingga siswa terkadang bingung dengan pembahasan-pembahasannya dan juga kurang mengena langsung ke materi apa yang dibahas. Untuk siswanya sendiri sebenarnya tidak terlalu memperdulikan atau terbebani  dengan pembelajaran tematik, mereka merasa sanang-senang saja dengan pembelajaran, tetapi dari gurunya sendiri merasa kurang nyaman dengan pembelajarannya karena mereka merasa bahwa pengetahuan yang didapat kurang luas, seperti materi matematika, dalam pembelajaran tematik terlalu sempit dan sebarunya materi yang lebih mendalam/lebih detail dari itu juga masih ada.
Disini dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guru memberikan kegiatan yang siswanya lebih aktif dari pada gurunya, seperti pemberian tugas yang lebih banyak, dengan itu siswa bisa lebih aktif dikelas dan tidak hanya sekedar mendengarkan gurunya menjelaskan. Adapun proses pembelajaran dengan menggunakan tematik ini guru terkadang membagi kelompok-kelompok atau dengan tugas individu untuk siswa yang kelas tinggi, tetapi untuk siswa yang kelas rendah masih tugas individu, karena kalau dibuat kelompok pada kelas rendah mereka ramai sendiri dan materinya sulit diterima.
Adapun kendala dalam pembelajaran tematik ini yaitu materi yang kurang luas yang membuat siswa sulit untuk memahami apa isi dari pembelajaran tersebut. Untuk itu guru dalam menangani kendalaanya guru mencari sumber-sumber lain diluar buku tematik dengan materi yang sama tetapi pembahasannya lebih luas, lebih merinci dan mendalam untuk lebih memperjelas materi-materinya. Dan untuk kelebihan dari tematik ini adalah siswa lebih aktif, karena disini yang lebih ditekankan atau yang lebih berperan adalah siswanya. Untuk pemebelajaran tematik jika dibandingkan dengan pembelajaran yang dahulu, lebih berpengaruh pembelajaran yang dahulu karena motivasi dan pembelajarannya lebih mengena/ mudah diterima oleh siswa.


D.     Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang pelajarannya di mix jadi satu dalam sebuah tema. Pada pembelajaran tematik tidak ada pemisahan mata pelajaran dan materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan usia siswa. Dapat diketahui juga terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa  yaitu siswa lebih aktif, karena disini yang lebih ditekankan atau yang lebih berperan adalah siswanya dan kekurangannya yaitu keterbatasan dalam penggunaan model pembelajaran tematik. Adapun tujuan dari pembelajaran tematik sendiri adalah agar siswa mampu memusatkan perhatian pada satu tema tertentu, karena agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema yang sama. Untuk mengembangkan potensi melalui pengalaman langsung dalam pembelajaran. Pembelajaran dalam sebuah tema dan pengalaman langsung yang dialami siswa akan menimbulkan semangat dan motivasi belajar. dalam meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat memberikan kegiatan yang siswanya lebih aktif dari pada gurunya, dan bisa juga dengan memberikan semangat kepada siswa untuk kepercayaan diri, serta membuat siswa merasa puas dengan hasil yang diperolehnya.

E.     Daftar rujukan
Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Hamzah B. Uno. 2010. Teori motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Permendikbud No 57 Tahun 2014. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kemendikbud.
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik: Panduan Lengkap Aplikatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slavin, Robert E. 2012. Educational Psychology Theory and Practice 10th Edition.
Boston: Pearson Education Inc.
Tim Penyusun Direktorat Pendidikan Agama Islam. 2009. Panduan Penyusunan
Pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD). Jakarta: Depag RI.
Tadjab, MA. 1994. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama